Perilakuremaja yang konsumtif sekarang ini sedang naik-naiknya. Karena munculnya trend baru membuat remaja zaman sekarang ingin mengikuti perkembangan yang sedang berlaku, hasrat untuk memenuhi keinginan mengikuti apapun yang sedang ramai sedang tinggi-tingginya, apalagi sekarang apa saja bisa langsung viral dan diketahui masyarakat contohnya saja outfit brand lokal yang sedang digemari I November 30, 2020. Revolusi industri 4.0 telah membawakan berbagai inovasi baru di dunia bisnis, hingga akhirnya memunculkan berbagai format bisnis baru. Perkembangan teknologi selalu diikuti perkembangan industri baru. Contohnya ketika revolusi industri pertama kali dilakukan, industri otomotif dan pabrik mulai bangkit. Apalagidimasa pandemic seperti sekarang ini. Banyak sekali kemudahan yang bisa Anda dapatkan dengan adanya kemajuan teknologi. Salah satunya, bisa digunakan untuk mengembangkan skill. Dari pengalaman tim MDI, kecanggihan teknologi yang dikombinasikan dengan pembelajaran, akhirnya menciptakan sebuah tren baru yang disebut dengan Blended Vay Tiền Nhanh. Oleh Damar Juniarto* There is no return to normal, the new ā€œnormalā€œ will have to be constructed on the ruins of our old lives, or we will find ourselves in a new barbarism whose signs are already clearly discernible. Slavoj Žižek, 2020 FILSUF Slovenia Slavoj Žižek secara lugas menulis dalam buku terbarunya Pandemic! Covid-19 Shakes the World 2020 bahwa tidak ada jalan lain selain bersiap memasuki normal yang menafikan kemungkinan kita bisa kembali ke situasi normal. Dalam buku tersebut, Žižek mengusulkan agar segera membangun kenormalan baru di atas puing-puing kehidupan yang lama atau kita harus bersiap menghadapi barbarisme baru. Tentu pernyataan Žižek itu mengundang reaksi pro-kontra. Reaksi pro-kontra juga terjadi ketika pada 7 Mei 2020, Presiden Joko Widodo menyerukan masyarakat harus bisa berdamai dengan Covid-19 sampai vaksin ditemukan. Caranya, dengan beraktivitas normal dengan catatan tetap mengikuti aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB. Pandemi Covid-19 memberi dampak luar biasa pada kehidupan manusia secara global. Aktivitas normal hampir bisa dipastikan tidak terjadi di banyak sektor kehidupan. Hal ini terjadi di banyak tempat; tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga hingga di pelosok desa. Baca juga Normal Baru dan Transformasi Abnormalitas Semisal yang terjadi di Indonesia. Saat situasi normal, pelajar dan mahasiswa bisa berangkat sekolah dan kuliah, tapi kini harus menjalani program sekolah/kuliah dari rumah. Banyak mata pelajaran diajarkan dan diuji secara daring, terutama pada sekolah dan kampus di kota-kota besar. Sementara di tempat-tempat yang tidak terjangkau teknologi digital, guru mendatangi rumah siswa satu demi satu demi mengejar pendidikan yang harus diterima siswa. Saat situasi normal, umat beragama bisa beribadah di tempat-tempat sembahyang dan merayakan hari penting keagamaan. Namun pada Paskah bagi umat Kristiani, Waisak bagi umat Buddha, dan Idul Fitri bagi umat Islam tahun ini kita menjalani ibadah di rumah. Peribadatan dilakukan secara daring, disiarkan lewat internet streaming di platform video berbagi atau media sosial. Meski di banyak tempat, terutama di wilayah Indonesia bagian Timur, peribadatan bisa dilangsungkan lewat media komunikasi seperti televisi dan radio, dengan penayangan khusus siaran langsung dari tempat peribadatan. Saat situasi normal, para pekerja bisa mencari nafkah seperti biasa, tetapi kini menjalaninya justru dari rumah, bukan di kantor. Sedang yang bekerja di pabrik, dimodifikasi dengan datang secara bergilir. Contoh situasi-situasi tadi hanya gambaran bagaimana perubahan ekstrem terjadi di hampir semua sektor kehidupan. Saat ini, semua harus dilakukan dengan cara yang tidak seperti biasanya, malah dapat dikatakan secara abnormal, meskipun dapat dikatakan tidak semuanya baru. Mobilitas berkurang, tapi tidak semua Semasa pandemi Covid-19 ini, perusahaan teknologi digital Google merilis Covid-19 Community Mobility Report yang dapat diakses secara daring dan secara berkala dimutakhirkan. Laporan ini membantu memetakan persentase mobilitas warga berdasarkan amatan dari citra dan teknologi yang digunakan dalam produk Google Maps. Dalam laporan 13 Mei 2020, disimpulkan di Indonesia terjadi penurunan mobilitas di sektor transportasi publik minus 54 persen di bawah paduk, sektor ritel dan rekreasi seperti aktivitas di kafe, tempat rekreasi, restoran, tercatat minus 37 persen di bawah paduk, sedangkan di sektor perkantoran minus 34 persen di bawah paduk, meskipun tercatat ada ketidakstabilan grafik mobilitas akibat masih simpang siur kebijakan soal bekerja di rumah. Sajian data dari Google bisa dipilah berdasarkan sejumlah provinsi di Indonesia dan dilihat grafiknya mobilitasnya sejak Covid-19 merebak di awal Maret 2020. Baca juga Jokowi Kita Ingin Masuk ke Normal Baru dengan Kedisiplinan Lebih Kuat Dari data mobilitas warga provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat terlihat sejumlah informasi menarik. Berdasarkan laporan 13 Mei 2020, aktivitas warga Jawa Barat ke pusat perbelanjaan dan pasar untuk membeli kebutuhan pangan hanya turun 6 persen dari paduk. Hampir seperti situasi normal dan bahkan pada masa tertentu di sekitar April 2020, terlihat tidak ada perbedaan mobilitas dibandingkan dengan masa sebelum pandemi Covid-19. Kontras dengan mobilitas warga Jakarta yang merosot jauh di segala sektor. Di sektor transportasi publik, mobilitas merata minus 63 persen dari paduk sejak Maret sampai Mei 2020. Bahkan mobilitas mobil di parkiran anjlok minus 94 persen. Problem parkir di ibukota yang biasanya kerap menjadi pembicaraan di media dan warga kini jarang dipersoalkan. Kumpulan data dari Google tersebut penting untuk ditelaah ketika hendak membahas situasi seperti apa yang terjadi saat ini dan nanti. Pada 21 Mei 2020, Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah 973 orang sehingga totalnya menjadi Sedangkan pasien sembuh menjadi setelah ada penambahan 263 orang dan kasus meninggal menjadi dengan penambahan 36 orang. Terus meningkatnya grafik pasien dengan Covid-19 menjauhkan jawaban bahwa kita bisa segera kembali ke situasi normal segera. Apalagi menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO hingga akhir tahun 2021, diperkirakan vaksin Covid-19 belum akan tersedia. Baca juga Protokol New Normal, Penjual di Mal Wajib Pakai Masker, Face Shield, dan Sarung Tangan Oleh karena itu, ada situasi baru yang harus diantisipasi. Selama ini ada tiga skenario yang mungkin terjadi terhadap pandemi Covid-19 di Indonesia. Pertama, skenario New Normal dengan beberapa indikator sebagai berikut a. Epidemi Pemerintah berhasil mengendalikan virus dalam waktu 2-3 bulan, dengan puncaknya pada akhir April dan jumlah kasus menurun secara signifikan pada Juni 2020. Pembatasan fisik tetap dilaksanakan namun dengan kebijakan terbatas. Jumlah kasus infeksi COVID-19 diestimasi mencapai kasus. b. Ekonomi Kebijakan dari pemerintah dapat mencegah kerusakan struktural pada ekonomi; ekonomi Indonesia berhasil rebound ke level dan momentum sebelum krisis dengan level pertumbuhan PDB menurun sedikit ke level sekitar 3-4 persen. c. Bisnis Ada sedikit gangguan dalam rantai pasokan, tetapi sebagian besar bisnis masih berjalan dengan cara kerja baru new normal. Pemutusan Hubungan Kerja PHK dan kebangkrutan hanya terjadi pada sektor yang sangat terpengaruh. Kedua, skenario Disorder dengan indikator sebagai berikut a. Epidemi Virus baru berhasil dikendalikan oleh pemerintah dalam waktu 4-6 bulan, tetapi pembatasan sosial harus berlanjut selama beberapa bulan setelahnya untuk mencegah kambuhnya virus. Jumlah kasus infeksi Covid-19 mencapai atau melewati kasus. b. Ekonomi Kemerosotan konsumsi karena kebijakan karantina. Kebijakan pemerintah melalui beberapa paket stimulus ekonomi membuat krisis perbankan dapat dihindari, tetapi dikhawatirkan banyak bisnis yang sudah atau hampir bangkrut dan terpaksa mem-PHK karyawannya. Pertumbuhan PDB dikhawatirkan menurun ke sekitar angka 0–3 persen. c. Bisnis Rantai pasokan perusahaan semakin terganggu, cash buffer days sebagian perusahaan diestimasi pada posisi 50 persen penghalusan dari jumlah sebelum krisis. Ketiga, skenario Survival dengan indikator sebagai berikut a. Epidemi Pemerintah gagal mengendalikan penyebaran virus untuk jangka waktu yang lama lebih dari 6 bulan menyebabkan eskalasi pandemi hingga akhir tahun atau lebih, kemungkinan sampai vaksin tersedia dan dalam jumlah yang cukup. Jumlah kasus infeksi Covid-19 diprediksi mencapai lebih dari kasus. b. Ekonomi Kebijakan moneter dan fiskal dikhawatirkan tidak dapat memengaruhi dampak penuh dari kebangkrutan yang meluas dan tingkat pengangguran yang masif. Terdapat potensi krisis di industri keuangan dan perbankan. Selain itu, pertumbuhan PDB bisa minus, sesuai prediksi Kementerian Keuangan yang menyebut pada skenario terberat perekonomian dapat menyentuh minus 0,4 persen. c. Bisnis Terhentinya kegiatan produksi industri karena tidak didapatkan bahan baku alternatif, harga komoditas, pembangunan infrastruktur, dan cash buffer days perusahaan sudah terpengaruh secara ekstrim. Situasi baru tersebut, yang lebih tepat dinamakan ā€œpenormalan baruā€ - upaya untuk menormalkan segala hal yang baru, tidak terelakkan. Sejumlah hal baru selama pandemi Covid-19 terkait dengan masifnya pemanfaatan teknologi digital untuk menopang aktivitas masyarakat selama masa PSBB atau lockdown di sejumlah negara. Teknologi Informasi yang selama ini digunakan masyarakat untuk mendapatkan dan mengelola informasi adalah kebutuhan utama dalam menghadapi penormalan baru ini. Terlebih lagi, sebelumnya masyarakat sudah mengenal dengan pola kerja dari rumah work from home yang membutuhkan internet dengan kecepatan tinggi dan segala kemudahan lainnya. Bukan disrupsi, tapi normal baru Analisa terperinci dalam laporan We Are Social April 2020 yang ditulis Simon Kemp pada 23 April 2020 menarik untuk disimak. Simon Kemp menulis data dari Global Web Index mengungkapkan bahwa orang-orang di seluruh dunia telah menghabiskan lebih banyak waktu pada perangkat digital mereka sebagai akibat pandemi Covid-19. Lebih dari tiga perempat sebanyak 76 persen dari pengguna internet berusia antara 16 dan 64 di negara-negara yang disurvei mengatakan mereka telah menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan ponsel pintar mereka dalam beberapa pekan terakhir dibandingkan dengan perilaku sebelum lockdown. Banyak orang mengatakan bahwa mereka mengharapkan kebiasaan baru mereka berlanjut setelah wabah Covid-19 berlalu. Satu dari lima pengguna internet mengatakan mereka berharap untuk terus menonton lebih banyak konten pada layanan streaming, dan satu dari tujuh 15 persen mengatakan mereka berharap untuk terus menghabiskan lebih banyak waktu menggunakan media sosial. Beberapa 'kebiasaan baru' ini murni hasil dari peningkatan waktu luang yang tiba-tiba muncul karena keharusan masyarakat untuk tinggal di dalam dari App Annie menunjukkan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan orang menggunakan perangkat seluler selama tiga bulan pertama pada tahun 2020 meningkat 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. App Annie juga melaporkan bahwa di China - negara pertama yang memberlakukan lockdown untuk menahan penyebaran virus korona - pengguna seluler menghabiskan rata-rata 5 jam per hari menggunakan aplikasi ponsel di tiga bulan pertama tahun 2020, mewakili peningkatan 30 persen dibandingkan ke level yang terlihat pada awal 2019. Di Italia terjadi pola yang sama, dengan pengguna menghabiskan lebih dari 10 persen lebih banyak waktu di aplikasi ponsel di seluruh kuartal pertama 2020. Sementara itu, data dari Statcounter pada Maret 2020 menunjukkan bahwa perangkat seluler menyumbang lebih banyak lalu lintas situs web secara global dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. Data terbaru ini juga mengungkapkan bahwa 52 persen permintaan halaman situsweb pada bulan Maret 2020 berasal dari ponsel, mewakili peningkatan relatif lebih dari 6 persen dibandingkan dengan 48,9 persen yang dilaporkan pada Maret 2019. Secara kontras, akses lalu lintas situsweb dengan komputer turun dari 47 persen pada Maret 2019 menjadi 45,3 persen pada Maret 2020. Namun kenaikan konsumsi dari aktivitas digital dan lalu lintas situs web secara global berimbas di banyak negara pada penurunan kecepatan unduhan rata-rata untuk koneksi internet lewat ponsel dan jaringan kabel yang terjadi antara Februari dan Maret 2020. Imbas paling signifikan terlihat pada kenaikan drastis kunjungan pada situ sweb e-commerce. Data terbaru dari Alexa untuk peringkat situs web top dunia menunjukkan bahwa situs web e-commerce saat ini menempati 6 dari 20 tempat teratas. Mengapa kenormalan baru berbeda dengan disrupsi, kata yang selama ini erat dikaitkan dengan kebangkitan industri teknologi digital Salah satu alasannya karena ada penurunan pemasukan pada bisnis digital yang bergerak di ride-hailing, pemesanan tiket transportasi, travel dan liburan, seiring dengan penerapan kebijakan PSBB dan lockdown. Namun data resmi dari perusahaan-perusahaan teknologi digital terkait belum bisa diperoleh dan disajikan. Kontradiksi dan tantangan di Indonesia Melihat ketergantungan kehidupan masyarakat selama masa pandemi Covid-19 pada teknologi digital dan tampak akan terus berlanjut pada kenormalan baru pasca krisis Covid-19, maka secara ideal dibutuhkan sejumlah kondisi yang menjamin hak-hak digital warga. Dalam hal akses informasi, idealnya tersedia akses untuk semua. Yang dimaksud dengan akses untuk semua adalah setiap warga mampu mengakses dan menggunakan teknologi digital. Namun faktanya di Indonesia, negara pengguna internet kelima tertinggi di dunia, menurut Survei APJII 2019 jumlah pengguna Internet mencapai sekitar 171,17 juta atau 64,8 persen dari total populasi Indonesia sebanyak 264 juta jiwa penduduk. Sisanya adalah warga Indonesia yang tidak memiliki akses informasi terhadap teknologi digital. Data Kemkominfo 2018 menunjukkan bahwa pengguna Internet Indonesia 72,41 persen berada di daerah perkotaan. Warga di Pulau Jawa terpapar internet 57,70 persen, sedangkan yang terendah, Bali-Nusa 5,63 persen dan Maluku-Papua 2,49 persen. Menilik dari kualitas jaringan 4G yang tersedia, juga terlihat ada ketimpangan yang cukup merisaukan. Temuan dari OpenSignal, perusahaan swasta yang khusus memetakan cakupan nirkabel secara global, menunjukkan ada kesenjangan konektivitas antara wilayah perkotaan yang padat penduduknya dengan daerah pedesaan berpenduduk jarang. OpenSignal menggunakan data sensus dari Badan Pusat Statistik BPS untuk mengklasifikasikan kabupaten dan kota ke dalam lima kategori berbeda, berdasarkan kepadatan penduduk. Kategori pertama satu hingga 50 orang per kilometer persegi. Kategori kedua, 50-100 orang per kilometer persegi. Kategori ketiga, 100-300 orang per kilomter persegi. Kategori keempat, orang per kilometer persegi. Terakhir, lebih dari orang per kilometer persegi. OpenSignal menemukan bahwa sementara pengguna di daerah berpenduduk padat kategori kelima dapat terhubung ke layanan 4G hingga 89,7 persen dari waktu, pengguna di daerah berpenduduk paling jarang kategori pertama dapat terhubung ke sinyal 4G hanya 76 persen dari waktu – selisih 13 persen. Ketika OpenSignal memeriksa waktu yang dihabiskan pengguna yang terhubung ke semua jaringan data seluler gabungan layanan 3G dan 4G, perbedaan ini berkurang tetapi tetap ada. Ketersediaan 3G/4G turun 10,3 persen dari 96,3 persen di daerah berpenduduk padat kategori lima menjadi 86 persen di daerah berpenduduk jarang kategori pertama. Kesenjangan digital bukan hanya perkara pemerataan internet semata. Riset World Wide Web Foundation 2015 menunjukkan ketimpangan akses juga dialami oleh perempuan. Di kalangan kelas sosial bawah di perkotaan, hanya 20 persen perempuan Indonesia yang dapat menikmati akses internet, itupun dengan ponsel pinjaman dari suami. Bila warga yang tidak beruntung ini the underprivileged people tidak mampu mengakses informasi dengan teknologi digital selama pandemi Covid-19 dan nanti saat normal baru, maka sama saja dengan meninggalkan mereka untuk terperosok ke jurang terdalam dan mati perlahan tidak ditolong karena terkena virus korona. Dalam hal demokrasi digital, idealnya di ranah daring tercipta percakapan yang setara bagi semua warga. Namun dengan masih terjadinya polarisasi komunikasi yang terkait dengan tribalisme politik sehingga muncul kubu-kubu antara yang sepakat lockdown dan menentang lockdown. Antara yang mengedepankan ekonomi dan kesehatan, dan penggelontoran opini dengan pengerahan pendengung dan manipulasi platform dan informasi, iklim demokrasi yang mengemukakan cara berkomunikasi yang beradab tidak terbentuk. Dalam hal keamanan, idealnya warga bebas dari ancaman dan rasa takut. Namun kenyataannya warga dibayang-bayangi oleh praktik mass-surveillance, baik itu terkait kesehatan Covid-19 dengan pemantauan contact tracing lewat aplikasi dan digital fencing, yang diselenggarakan negara dan non-negara. Selain itu, ada patroli siber yang dilakukan oleh aparat negara untuk memantau pelanggaran pidana. Acuan dari patroli siber ini adalah Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1100/IV/ yang ditandatangani Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo tertanggal 4 April 2020. Surat telegram tersebut dibuat dalam rangka penanganan perkara dan pedoman pelaksanaan tugas selama masa pencegahan penyebaran Covid-19 dalam pelaksanaan tugas fungsi reskrim terkait perkembangan situasi serta opini di ruang siber dan pelaksanaan hukum tindak pidana siber. Berdasarkan data Kepolisian Republik Indonesia sampai 14 Mei 2020, terdapat 103 kasus pemidanaan selama Covid-19. Polda Metro Jaya menangani 14 kasus. Polda Jawa Timur 12 kasus, Polda Riau 9 kasus, Polda Jawa Barat 7 kasus, serta Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim 6 kasus. Sisanya 55 kasus ditangani oleh jajaran kepolisian daerah. Organisasi regional yang fokus memperjuangkan hak-hak digital di Asia Tenggara Southeast Asia Freedom of Expression Network/SAFEnet menilai dalam penerapannya pemidanaan selama masa Covid-19 kontraproduktif. Terutama bila melihat 46 kasus yang terdokumentasi. Banyak upaya hukum yang dilakukan atas dasar memberikan keadilan punitif agar menimbulkan efek jera. Meski sebenarnya dalam perspektif SAFEnet, yang lebih baik didorong adalah keadilan restoratif dalam bentuk pembinaan dan pemberian informasi yang mendidik mengenai kondisi Covid-19. Selain itu, warga selama ini cemas atas terjadinya praktik peretasan digital digital breach yang terjadi belakangan. Peretasan data dan peretasan perangkat terjadi, baik kepada perusahaan-perusahaan digital seperti Tokopedia, Bhineka, Bukalapak dan kepada sejumlah warga yang menggunakan aplikasi pengirim pesan WhatsApp memperlihatkan aspek kerentanan yang perlu segera dimitigasi oleh semua pihak terkait. Sejumlah rekomendasi Untuk mengatasi tantangan-tantangan dan menjadi persoalan serius bila tidak kunjung diatasi, setidaknya ada sejumlah rekomendasi yang ditujukan kepada negara, pihak swasta, dan warga untuk diajukan. Rekomendasi kepada Negara Akses Informasi• Negara mengalokasi anggaran dan membangun BTS terutama di jaringan infrastuktur Palapa Ring Timur.• Negara membuat kebijakan dan anggaran bagi warga yang kurang beruntung. Demokrasi• Negara perlu memastikan proses komunikasi politik berlangsung dua arah di daring.• Kebijakan yang dibuat perlu tetap memperhatikan masukan dari masyarakat. Keamanan• Negara mengedepankan kebijakan keadilan restoratif daripada keadilan punitif.• Negara mengeluarkan UU yang melindungi hak-hak digital atas privasi dan keamanan Rekomendasi kepada Pihak Swasta Akses Informasi• Perusahaan telekomunikasi memastikan kebutuhan bandwith international memadai dengan memperbesar kapasitas.• Perusahaan teknologi dan content provider menurunkan bitrate sehingga beban kapasitas tidak membengkak• Perusahaan teknologi membuat akses point lokal CDN dan layanan berbasis server lokal untuk mengurangi beban international bandwith. DemokrasiPihak perusahaan teknologi terlibat aktif mengurangi manipulasi informasi dan platform KeamananPihak swasta meningkatkan keamanan bagi pengguna dari ancaman peretasan dan pemanfaatan data pribadi yang ilegal. Rekomenasi kepada warga Akses Informasi• Warga secara mandiri menyediakan internet di daerah yang minim infrastruktur digital• Memperkuat solidaritas bagi warga yang kurang beruntung Demokrasi• Warga menumbuhkan percakapan yang beradab• Warga belajar literasi digital untuk memilah informasi akurat• Warga meruntuhkan kubu-kubu yang ada di platform media sosial karena tidak menumbuhkan iklim demokratis KeamananLiterasi keamanan digital agar warga belajar untuk meningkatkan keamanan digital diri sendiri lewat pelatihan dan peningkatan kapasitas diri. * Damar Juniarto, Penulis adalah Direktur Eksekutif SAFEnet/Southeast Asia Freedom of Expression Network, alumni IVLP 2018 Cyber Policy and Freedom of Expression Online, penerima YNW Marketeer 2018 kategori Netizen Award. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Seperti kita tahu pada masa pandemi covid ini banyak terjadi PHK dimana-dimana dan banyak usaha menjadi gulung tikar. Yang membuat orang-orang kehilangan mata pencarian yang membuat kebutuhan untuk hidup tidak terpenuhi. Dan penerapan peraturan untuk tidak keluar rumah selama berminggu dan menjaga jarak. Membuat pedagang kecil merasa keberataan dengan keadaan yang terjadi disaat ini. inilah yang membuat perekonomian menjadi turun secara teknologi yang telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam beberapa dekade terakhir. Di dunia bisnis atau pada level usaha kecil menengah seperti UMKM sampai perusahaan besar, penggunaan teknologi menjadi sangat penting dan dominan sebagai sarana komunikasi menyampaikan informasi maupun menjalankan bisnis. Era globalisasi yang menghilangkan batas ruang dan waktu juga menyababkan munculnya sektor industri baru, yang memanfaatkan perkembangan teknologi dengan menggabungkan komunikasi, informasi, dan content hiburan jasa melalui jaaringan komputer. Hal ini menyebabkan terjadinya pergerakan ekonomi dari pertukaran barang secara fisik menjadi pertukaran melalui media teknologi. pergerakan ekonomi yang terjadi secara tidak langsung turut dalam pertumbuhan ekonomi. pada level makro, perkembangan teknologi mendorong pembangunan ekonomi dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan informasi dan Komunikasi information and Communication Technology/ICT merupakan teknologi yang paling berkembang dengan pesat secarea global yang ditandai dengan munculnya berbagai inovasi, dan teknologi tersebut telah menjadi bagian dari infrastruktur untuk berbagai sektoral kehidupan. Seluruh negara-negara di dunia tidak akan mampu menghindari bias dari teknologi informasi dan komunikasi. Baik secara negara maju maupun negara berkembang termasuk indonesia, telah menempatkan TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai salah satu bagian dari penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Teknologi informasi dapat mengubah perekonomian desa menjadi lebih baik lagi kualitasnya dalam sektor pertanian, peternakan, perkebunan khususnya untuk meningkatkan perekonomian makro nasional dengan mencari informasi yang sangat penting berkaitan dengan permasalahan tersebut. Kehadiran teknologi sudah membawa pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan manusia dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan dan sebagainya. Peranan Terknologi dalam perekonomian dalam skala makro bisa kita lihat dari banyak peluang usaha atau bisnis baru dalam perekonomian sekarang. Secara umum kemajuan teknologi memberikan saran sebagai berikutMembantu memetakan daerah-daerah potensial bagi perekonomian, baik yang berada di wilayah negara tersebut maupun yang berada diluar wilayah negara pemerataan, dengan sistem informasi yang didapatkan kita dapat mengetahui daerah yang memiliki kelebihan tenaga kerja dan mengolakasikan ke daerah yang membutuhkan banyak tenaga kontrol kesejahteraan masyarakat dengan sistem informasi, negara tersebut dapat mengetahui daerah-daerah yang tingkat kesejahteraan yang tinggi atau pun rendah sehingga negara tersebut dengan menentukan besarnya subsidi atau bantuan yang dianggarkan ke daerah informasi dan komunikasi dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat melalui dua cara yaitu1. Pengaruh secara langsungmemberikan informasi mengenai pasar dan peluang kemudahan informasi Pengaruh secara tidak langsungMeningkatkan kesejahteraan secara tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi secara efek yang baik terhadap perbaikan pendapatan dan kesempatan kerja. Dampak Positif Kemajuan teknologi terhadap perekonomian yaituPertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, namun belum merupakan syarat cukup untuk potensi pertumbuhan itu sendiri. maka perlu penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi harus dilakukan. Potensi ada tetapi tanpa dilengkapi dengan input tidak akan berarti Industrialisasi, banyaknya industri-industri yang didirikan maka semakin banyak output yang dihasilkan. pertumbuhan ekonomu dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang ekonomo merupakan tanda kematangan industri meningkat, baik sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang maksimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri dalam menghasilkan barang atau dampak negatif dari kemajuan teknologi terhadap perekonomian yaituTerjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkansifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat, yang juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemorosan, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat antara orang kaya dan orang memalui internet bisa disebut juga dengan hacker. hacker atau kriminal akan sulit terdekteksi karena taktik sendiri dan kode-kode tertentu untuk melakukan aksi tipu menipu dalam proses jual beli yang dapat merugikan beberapa sebagai Penulis menghimbau untuk selalu menjaga diri dimasa Covid-19 ini. Pada new normal ini Untuk selalu memakai Masker saat berkeluaran rumah dan selalu mencuci tangan setiap habis berkeluaran atau pun sehabis keluar dari tempat yang baru kita datangi. Siapa bisa menjaga diri kita sendiri kalau tidak diri kita masing-masing. Lihat Gadget Selengkapnya SURABAYA, – Teknologi yang saat ini berkembang dengan sangat cepat, memungkinkan perubahan dan kemajuan yang lebih, menyebabkan percepatan laju perubahan, hingga akhirnya menjadi eksponensial. Itu artinya seseorang harus tetap mengikuti tren teknologi baru agar tidak terlindas oleh perkembangan. Memasuki tahun 2021, teknologi tetap menjadi andalan dalam segala hal. Berikut ini 7 tren teknologi baru teratas di tahun 2021 yang disarikan dari SimpliLearn. 1. Artificial Intelligence AI dan Machine Learning Artificial Intelligence AI atau Machine Learning telah melakukan banyak gebrakan dalam dekade terakhir. AI tetap menjadi salah satu tren teknologi baru karena efeknya yang menonjol pada cara kita hidup, bekerja, dan bermain hanya dalam tahap awal. AI sudah dikenal karena keunggulannya dalam pengenalan gambar dan ucapan, aplikasi navigasi, asisten pribadi smartphone, aplikasi berbagi kendaraan, dan banyak lagi. Selain itu, AI akan digunakan lebih lanjut untuk menganalisis interaksi guna menentukan koneksi dan wawasan yang mendasari, untuk membantu memprediksi permintaan layanan seperti rumah sakit dan lainnya. Fungsi Itu penting karena memungkinkan pihak berwenang untuk membuat keputusan yang lebih baik tentang pemanfaatan sumber daya, dan untuk mendeteksi perubahan pola perilaku pelanggan dengan menganalisis data dalam waktu dekat. Pasar AI akan tumbuh menjadi industri $ 190 miliar pada tahun 2025 dengan pengeluaran global untuk sistem kognitif dan AI mencapai lebih dari $ 57 miliar pada tahun 2021. Dengan AI yang melebarkan sayapnya ke berbagai sektor, pekerjaan baru akan tercipta dalam pengembangan, pemrograman, pengujian, dukungan dan pemeliharaan. , untuk beberapa nama. Di sisi lain, AI juga menawarkan beberapa gaji tertinggi saat ini mulai dari lebih dari $ 1,25,000 per tahun insinyur pembelajaran mesin hingga $ 145,000 per tahun arsitek AI – menjadikannya tren teknologi baru teratas yang harus Anda perhatikan! Pembelajaran Mesin bagian dari AI, juga diterapkan di semua jenis industri, menciptakan permintaan yang sangat besar untuk para profesional yang terampil. Forrester memprediksi AI, pembelajaran mesin, dan otomatisasi akan menciptakan 9 persen pekerjaan baru di pada tahun 2025, pekerjaan termasuk profesional pemantauan robot, ilmuwan data, spesialis otomasi, dan kurator konten, menjadikannya tren teknologi baru lainnya yang harus Anda ingat juga! 2. Otomatisasi Proses Robotik RPA Seperti AI dan Machine Learning, Robotic Process Automation RPA adalah teknologi lain yang mengotomatiskan pekerjaan. RPA adalah penggunaan perangkat lunak untuk mengotomatiskan proses bisnis seperti menafsirkan aplikasi, memproses transaksi, menangani data, dan bahkan membalas email. RPA mengotomatiskan tugas berulang yang biasa dilakukan orang. Meskipun Forrester Research memperkirakan otomatisasi RPA akan mengancam mata pencaharian 230 juta atau lebih pekerja berpengetahuan, atau sekitar 9 persen dari angkatan kerja global, RPA juga menciptakan pekerjaan baru sambil mengubah pekerjaan yang ada. McKinsey menemukan bahwa kurang dari 5 persen pekerjaan dapat sepenuhnya diotomatiskan, tetapi sekitar 60 persen dapat diotomatisasi sebagian. Bagi seroang profesional TI yang melihat ke masa depan dan mencoba memahami tren teknologi baru, RPA menawarkan banyak peluang karier, termasuk pengembang, manajer proyek, analis bisnis, arsitek solusi, dan konsultan. 3. Edge Computing Edge Computing EC sebelumnya komputasi awan telah menjadi arus utama, dengan pemain utama AWS Amazon Web Services, Microsoft Azure, dan Google Cloud Platform mendominasi pasar. Adopsi komputasi awan masih berkembang, karena semakin banyak bisnis yang bermigrasi ke solusi awan. Tapi itu bukan lagi tren teknologi yang sedang berkembang. Yang perlu diperhatikan adalah tren teknologi baru yaitu Edge Computing. Karena jumlah organisasi data yang dihadapi terus meningkat, mereka menyadari kekurangan komputasi awan dalam beberapa situasi. Edge computing dirancang untuk membantu memecahkan beberapa masalah tersebut sebagai cara untuk melewati latensi yang disebabkan oleh komputasi awan dan mendapatkan data ke pusat data untuk diproses. Itu bisa ada ā€œdi tepi,ā€ atau bisa lebih dekat ke tempat komputasi perlu dilakukan. Untuk alasan ini, komputasi tepi dapat digunakan untuk memproses data yang sensitif terhadap waktu di lokasi terpencil dengan konektivitas terbatas atau tanpa konektivitas ke lokasi terpusat. Dalam situasi tersebut, komputasi tepi dapat bertindak seperti pusat data mini. Edge computing atau komputasi tepi akan meningkat seiring dengan peningkatan penggunaan perangkat Internet of Things IoT. Pada tahun 2022, pasar komputasi tepi global diharapkan mencapai $ 6,72 miliar. Dan tren teknologi baru ini hanya dimaksudkan untuk tumbuh dan tidak kurang, menciptakan berbagai pekerjaan, terutama untuk insinyur perangkat lunak. 4. Komputasi Kuantum Tren teknologi luar biasa berikutnya adalah komputasi kuantum, yang merupakan bentuk komputasi yang memanfaatkan fenomena kuantum seperti superposisi dan keterikatan kuantum. Tren teknologi yang luar biasa ini juga terlibat dalam mencegah penyebaran virus corona, dan untuk mengembangkan vaksin potensial, berkat kemampuannya untuk menanyakan, memantau, menganalisis, dan menindaklanjuti data dengan mudah, apa pun sumbernya. Bidang lain di mana komputasi kuantum menemukan aplikasi adalah perbankan dan keuangan, untuk mengelola risiko kredit, untuk perdagangan frekuensi tinggi dan deteksi penipuan. Komputer kuantum sekarang berkali-kali lebih cepat dari komputer biasa dan merek besar seperti Splunk, Honeywell, Microsoft, AWS, Google, dan banyak lainnya kini terlibat dalam membuat inovasi di bidang Komputasi Kuantum. Pendapatan untuk pasar komputasi kuantum global diproyeksikan melampaui $ 2,5 miliar pada tahun 2029. Dan untuk membuat tanda dalam teknologi baru yang sedang tren ini, perlu memiliki pengalaman dengan mekanika kuantum, aljabar linier, probabilitas, teori informasi, dan pembelajaran mesin. 5. Realitas Virtual dan Realitas Tertambah Tren teknologi luar biasa berikutnya adalah Virtual Reality VR dan Augmented Reality AR, dan Extended Reality ER. VR membenamkan pengguna dalam suatu lingkungan sementara AR menyempurnakan lingkungan mereka. Meskipun tren teknologi ini terutama digunakan untuk bermain game sejauh ini, tren teknologi ini juga digunakan untuk pelatihan, seperti halnya VirtualShip, perangkat lunak simulasi yang digunakan untuk melatih kapten kapal Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan penjaga pantai AS. Pada tahun 2021, kita dapat mengharapkan bentuk-bentuk teknologi ini diintegrasikan lebih jauh ke dalam kehidupan kita. Biasanya bekerja bersama-sama dengan beberapa teknologi baru lainnya yang telah kami sebutkan dalam daftar ini, AR dan VR memiliki potensi yang sangat besar dalam pelatihan, hiburan, pendidikan, pemasaran, dan bahkan rehabilitasi setelah cedera. Potensi itu misalnya dapat digunakan untuk melatih dokter melakukan operasi, menawarkan pengalaman yang lebih dalam kepada pengunjung museum, menyempurnakan taman hiburan, atau bahkan meningkatkan pemasaran. Fakta menarik 14 juta perangkat AR dan VR telah terjual pada tahun 2019. Pasar global AR dan VR diperkirakan akan tumbuh menjadi $ 209,2 miliar pada tahun 2022, hanya menciptakan lebih banyak peluang dalam teknologi yang sedang tren. Meskipun beberapa perusahaan mungkin mencari optik sebagai keahlian, perlu diperhatikan bahwa memulai VR tidak membutuhkan banyak pengetahuan khusus. 6. Teknologi 5G Tren teknologi berikutnya yang mengikuti adalah 5G. Sebelumnya teknologi 3G dan 4G memungkinkan kita untuk menjelajahi internet, menggunakan layanan berbasis data, meningkatkan bandwidth untuk streaming di Spotify atau YouTube, dan banyak lagi. Dengan layanan 5G diharapkan dapat merevolusi hidup kita. dengan mengaktifkan layanan yang mengandalkan teknologi canggih seperti AR dan VR, bersama dengan layanan game berbasis cloud seperti Google Stadia, NVidia GeForce Now, dan banyak lagi. Teknologi 5G juga diharapkan dapat digunakan di pabrik, kamera HD yang membantu meningkatkan keselamatan dan manajemen lalu lintas, kontrol jaringan pintar dan juga ritel pintar. Hampir setiap perusahaan telekomunikasi seperti Verizon, Tmobile, Apple, Nokia Corp, QualComm, sekarang bekerja untuk membuat aplikasi 5G. Layanan 5G diperkirakan akan diluncurkan di seluruh dunia pada tahun 2021 dengan lebih dari 50 operator menawarkan layanan di sekitar 30 negara pada akhir tahun 2021, menjadikannya tren teknologi baru yang harus Anda perhatikan, dan juga menghemat tempat. 7. Keamanan siber Keamanan siber mungkin tidak tampak seperti teknologi yang baru muncul, karena sudah ada sejak lama, tapi tetap berkembang seperti halnya teknologi lainnya. Para peretas jahat yang mencoba mengakses data secara ilegal tidak akan menyerah dalam waktu dekat, dan mereka akan terus mencari cara untuk melewati tindakan keamanan yang paling sulit sekalipun. Ini juga sebagian karena teknologi baru sedang diadaptasi untuk meningkatkan keamanan. Selama kita memiliki peretas, keamanan siber akan tetap menjadi teknologi yang sedang tren karena akan terus berkembang untuk mempertahankan diri dari para peretas tersebut. Sebagai bukti dari kebutuhan kuat akan profesional keamanan siber, jumlah pekerjaan keamanan siber tumbuh tiga kali lebih cepat daripada pekerjaan teknologi lainnya. Selain itu, kebutuhan akan keamanan siber yang tepat sangat tinggi sehingga pada tahun 2021, $ 6 triliun diperkirakan akan dihabiskan secara global untuk keamanan siber. *** Artikel ini diadaptasikan dari The Tech LearnƂ dengan judul semula Top 11 Latest Technology Trends for 2021

sekarang ini banyak teknologi baru yang memanfaatkan